8/18/2014

_ DEAR WORKING MOMS, MERDEKA!!! _


Sunday, August 17th, 2014

Dering alarm HP Mbak Riri membangunkanku, tanganku tergerak untuk mematikannya. Dengan mata setengah terbuka aku melihat angka 04.30 pagi, hoaeeeemmm... masih pagi sekali, tidur lagi ahtoh hari ini libur kan. Sesaat ku tertidur untuk kemudian melompat bangun. What??? Hari ini tanggal 17 Agustus, pagi ini aku janji mengantarkan Mbak Riri ke sekolahnya, upacara bendera!!!!
 

Menjadi ibu pekerja itu gak gampang, banyak tantangannya bok, yang paling utama harus punya ekstra tenaga, pikiran, perhatian, kesabaran, dan waktu sehingga tugas utama sebagai ibu rumah tangga bisa kepegang dan kerjaan di kantor pun beres. Kenapa harus ada yang ekstra ekstra itu? Karena banyak hal yang harus dilakukan, banyak hal yang harus dipikirkan, banyak hal yang  harus diperhatikan, waktu 24 jam gak cukup rasanya, tingkat stres tinggi sehingga membutuhkan kesabaran dan kestabilan emosi. So welcome to the jungle!!!

Well, of course, gak ada manusia yang sempurna di dunia ini. Namun, menjadi ibu pekerja yang memiliki cinta kasih besar terhadap keluarga memang harus berupaya menjadi ibu yang terbaik di mata anak-anaknya dan menjadi istri yang terbaik di mata suaminya, minimal berusaha melakukan dan mengaturnya sendiri itu sudah baik lah menurutku, gak semua (urusan rumah tangga) dipasrahkan ke si mbak di rumah. Buatku anak dan suami adalah aset yang  paling berharga dalam hidup, mereka membuat hidupku menjadi lebih bermakna dan bahagia. Betewe, untuk soal anak dan rumah, Mas Ian termasuk dalam garis keras, ijin kerja itu keluar seiring dengan syarat Mbak Riri dan rumah tidak boleh terlantar, semua harus masih dalam genggaman tanganku. Menurutnya, untuk apa punya karir dan prestasi luar biasa di kantor kalo anak dan suami terlantar gak keuruskalo yang mengurus dan melayani mereka di rumah adalah si mbak di rumah, kenapa gak sekalian si mbaknya aja yang jadi ibu rumah tangga. (Hehehe...) Menjadi ibu pekerja memang sebuah dilema, dituntut multi tasking dan punya kemampuan manajerial serta kesabaran yang dahsyat. (Hmmm...)


 
Anak menjadi hal yang super sangat penting sepertinya. Kalo memang benar-benar mau berhasil dalam hidup sebagai seorang ibu, aku sadar ada beberapa kualitas penting yang harus aku miliki. Mikirin dan ngerjain kerjaan kantor memang stres dan capek sih sehingga mungkin akan berpotensi untuk membuatku jadi mengabaikan Mbak Riri. Biasanya untuk mengatasinya dengan berusaha mengatur kembali jadwalku di kantor agar Ia bisa tetap aku rawat dan perhatikan kondisinya. Misalnya, dengan menemaninya membeli kebutuhan sekolah sepulang kerja, mengajaknya jalan jalan atau makan malam di luar rumah sepulang kerja, membuatkan makanan kesukaannya, menyiapkan bekal sekolah, atau sekedar nongkrong di kamarnya sebelum tidur sambil mendengarkannya bercerita. Menjadi pendengar yang baik juga salah satu caraku untuk tau kondisi, perkembangan, dan apa yang terjadi di keseharian hidup Mbak Riri. Komunikasi dan mendengarkan apa yang disampaikan Mbak Riri menjadi hal yang sangat penting, dari sini aku bisa membuatnya nyaman denganku dan aku bisa tau apa kebutuhannya yang sebenarnya.

Actually, menjadi ibu yang baik di mata anak bukan berarti kita harus selalu menuruti apa pun keinginannya sehingga ia menjadi anak yang manja dan bergantung pada orang tua. Hmmm... Harus ada perbedaan antara kapan menjadi teman dan kapan menjadi orang tua. Satu hal, menurutku sangat penting bagi anak untuk mematuhi peraturan yang telah kita (sebagai orang tua) buat dengan konsisten namun bukan kekerasan. And another thing that must be realized is our children need more attention and affection than money.
Dear working Moms, Let’s do our best to our beloved family, be smart parents.. MERDEKA!!! 




















My WorLD, ...My HeARt, ...My SouL © 2008 | Coded by Randomness | Illustration by Wai | Design by betterinpink!