Sunday, August 17th, 2014
Dering alarm HP Mbak Riri membangunkanku,
tanganku tergerak untuk mematikannya. Dengan mata setengah terbuka aku melihat
angka 04.30 pagi, hoaeeeemmm... masih pagi sekali, tidur lagi ah, toh hari
ini libur kan. Sesaat ku tertidur untuk kemudian melompat
bangun. What??? Hari ini tanggal 17 Agustus, pagi ini aku
janji mengantarkan Mbak Riri ke sekolahnya, upacara bendera!!!!
Menjadi ibu pekerja itu gak gampang, banyak tantangannya bok, yang paling utama harus punya ekstra tenaga, pikiran, perhatian, kesabaran, dan waktu sehingga tugas utama sebagai ibu rumah tangga bisa kepegang dan kerjaan di kantor pun beres. Kenapa harus ada yang ekstra ekstra itu? Karena banyak hal yang harus dilakukan, banyak hal yang harus dipikirkan, banyak hal yang harus diperhatikan, waktu 24 jam gak cukup rasanya, tingkat stres tinggi sehingga membutuhkan kesabaran dan kestabilan emosi. So welcome to the jungle!!!
Well, of course, gak ada
manusia yang sempurna di dunia ini. Namun, menjadi ibu pekerja yang memiliki
cinta kasih besar terhadap keluarga memang harus berupaya menjadi ibu yang
terbaik di mata anak-anaknya dan menjadi istri yang terbaik di mata suaminya,
minimal berusaha melakukan dan mengaturnya sendiri itu sudah baik lah menurutku, gak semua (urusan
rumah tangga) dipasrahkan ke si mbak di rumah. Buatku anak dan suami adalah
aset yang paling berharga dalam hidup, mereka membuat hidupku menjadi
lebih bermakna dan bahagia. Betewe, untuk soal anak dan rumah, Mas
Ian termasuk dalam garis keras, ijin kerja itu keluar seiring dengan syarat
Mbak Riri dan rumah tidak boleh terlantar, semua harus masih dalam genggaman
tanganku. Menurutnya, untuk apa punya karir dan prestasi luar biasa di
kantor kalo anak dan suami terlantar gak keurus, kalo yang
mengurus dan melayani mereka di rumah adalah si mbak di rumah, kenapa gak
sekalian si mbaknya aja yang jadi ibu rumah tangga. (Hehehe...) Menjadi
ibu pekerja memang sebuah dilema, dituntut multi tasking dan
punya kemampuan manajerial serta kesabaran yang dahsyat. (Hmmm...)
Actually,
menjadi ibu yang baik di mata anak bukan berarti kita harus selalu
menuruti apa pun keinginannya sehingga ia menjadi anak yang manja dan bergantung
pada orang tua. Hmmm... Harus ada perbedaan antara kapan menjadi
teman dan kapan menjadi orang tua. Satu hal, menurutku sangat penting bagi anak
untuk mematuhi peraturan yang telah kita (sebagai orang tua) buat dengan
konsisten namun bukan kekerasan. And another thing that must be realized is
our children need more attention and affection than money.
Dear working Moms, Let’s do our best to our
beloved family, be smart parents.. MERDEKA!!!