Saturday, March 16, 2013
Bath & Body Works, LLC, adalah sebuah toko ritel Amerika di bawah payung Limited Brands. Didirikan pada tahun 1990 di New Albany, Ohio dan sejak itu diperluas di seluruh Amerika Serikat dan Kanada. Produknya berbentuk lotion, barang barang untuk mandi, barang-barang perawatan pribadi, dan wewangian rumah. Di Indonesia saat ini sedang terkena virus Bath and Body Works produk Amrik ini. Riri pun sepertinya terkontaminasi, sekarang ia tergila gila sangat dengan yang namanya PocketBac dan PocketBac Holder keluaran Bath and Body Works (BBW) ini.
PocketBac? Apaan tuh? PocketBac adalah semacam handgel yaitu gel anti septik pencuci
tangan yang langsung dituangkan di telapak tangan dan diusapkan ke kedua tangan
sampai kering tanpa perlu dibasuh dengan air lagi, tidak hanya membunuh kuman,
tapi juga melembabkan dan memberi aroma segar pada tangan, praktis, bisa dibawa
kemana saja. Di Indonesia lebih dikenal dengan sebutan handy clean, salah satu produk keluaran PT Kalbe Farma. Kalo PocketBac Holder itu apa ya? PocketBac Holder
itu seperti bajunya pocketbac yang ada gantungannya, jadi PocketBac dimasukkan ke dalam holdernya
lalu digantung di tas seperti gantungan kunci. Bentuk dan warnanya lucu
membahana serta bermacam macam tergantung serinya, reguler - deluxe - charms - rhinestones.
Apa sih kelebihan anti septik keluaran BBW Amrik dengan produksi dalam negeri?
BBW mengeluarkan PocketBac Sanitizing
Hand Gel dalam berbagai seri dengan kemasan dan harum yang menggelitik hati
dan membahana mewangi sekali (lebay dot com deh!), winter series - spring series - i love series - fresh picked series -
st patrick - classic - rare.
Actually, I don't care much about that PocketBac and the Holder. Kemana mana aku merasa cukup membawa handy clean lokal dan toilet seat sanitizer di dalam tas ku. Sampai akhirnya setahun yang lalu Riri mulai sibuk bercerita tentang PocketBac teman temannya dan mengajakku ke PIM untuk membelinya. Jujur, aku tidak begitu peduli, hanya mengiyakan saja suatu hari nanti pasti akan aku belikan, karena buatku cukup handy clean aja yang ia bawa ke sekolah, apalagi harga PocketBac cukup mahal menurutku untuk barang sekecil itu. "Bunda mah gitu, liat dulu aja Bunda," komentar Riri melihat kecuekanku. Aku tersenyum saja mendengarnya. (hehehe).
Actually, I don't care much about that PocketBac and the Holder. Kemana mana aku merasa cukup membawa handy clean lokal dan toilet seat sanitizer di dalam tas ku. Sampai akhirnya setahun yang lalu Riri mulai sibuk bercerita tentang PocketBac teman temannya dan mengajakku ke PIM untuk membelinya. Jujur, aku tidak begitu peduli, hanya mengiyakan saja suatu hari nanti pasti akan aku belikan, karena buatku cukup handy clean aja yang ia bawa ke sekolah, apalagi harga PocketBac cukup mahal menurutku untuk barang sekecil itu. "Bunda mah gitu, liat dulu aja Bunda," komentar Riri melihat kecuekanku. Aku tersenyum saja mendengarnya. (hehehe).
First Order |
Suatu malam mas Ian, suamiku, pulang kantor dengan membawa 1 buah Pocketbac dan holdernya untuk Riri, betapa gembiranya ia, keesokan harinya ia langsung menggantungkannya di tas sekolah dan pergi lah ia ke sekolah bersama PocketBac barunya itu. Dasar anak anak, ada ada aja. But I'm still not interested with that thing. Dan Riri terus saja bercerita tentang benda itu hampir setiap hari kepadaku. "Maafin Bunda ya Nduk, Bunda bukannya gak mau beliin, tapi PocketBac dan holdernya itu mahal, kalo mau beli nabung dulu deh," kataku pada Riri.
Hari berganti hari. Pada suatu siang yang terik, aku memutuskan untuk makan
siang di resto Gudeg Kanjeng Bintaro,
di kasir terpajang berbagai macam holder
dan harum PocketBac. Teringat Riri,
sambil menunggu pesanan datang, aku iseng melihat lihat koleksi itu, kuambil 1
pasang dan kubayar. "Finally, I've just bought one PocketBac and it's
holder," batinku. "Riri pasti mengira aku habis kesambet apa ya sampe
akhirnya aku dengan sukarela membelikannya PocketBac
dan holdernya," batinku lagi.
Biasanya untuk sesuatu barang yang diinginkan Riri dan menurutku itu mahal,
pasti aku akan menyuruhnya menabung untuk mendapatkannya. Aku hanya ingin ia
belajar bahwa untuk mendapatkan sesuatu yang ia inginkan harus dengan usaha
keras dan aku ingin ia lebih menghargai setiap rupiah yang ia punyai dari usaha
keras yang sudah ia lakukan. Dan menurutku itu wajar, aku ingin ia tau bahwa hidup itu adalah perjuangan.
Berangkat dari pemikiranku di atas itulah akhirnya aku memutuskan kenapa tidak
aku belikan PocketBac dan holdernya dalam jumlah yang banyak
sekalian ya kemudian Riri bisa menjualnya kepada teman temannya yang notabene
memang PocketBac mania itu. Aku
sampaikan ideku ini kepada Riri, dengan janji bahwa di awal aku akan
membelikannya beberapa pasang PocketBac
dan holdernya, ia boleh memilih 2
pasang untuk menambah koleksi pribadinya, kemudian sisanya ia bisa menjualnya
dengan harga murah kepada teman temannya. And the important thing is: Hasil penjualan boleh ia ambil sebagai
reward ku atas usaha kerasnya
menawarkan PocketBac dan holdernya itu ke teman temannya. Di luar
dugaan, Riri ternyata antusias sekali dengan ideku. Beberapa minggu setelahnya kami
berdua sibuk browsing di internet, sibuk mencari distributor grosir dan murah
di Jakarta untuk produk BBW Amrik
ini. Awalnya aku menemukan supplier produk BBW murah tetapi ternyata lokasinya
di Gresik – Jawa Timur, karena bukan di Jakarta maka ongkos kirim tidak semurah
bila lokasinya di Jakarta. Aku dan Riri pun browsing lagi di internet untuk
mencari supplier termurah di Jakarta. Secara tidak sengaja aku menemukan grup
BBM untuk produk BBW Amrik ini, and
finally berjualan lah Riri di sekolahnya dengan aku sebagai mentornya. (hehehe).
Result of Sales in the First Week |
Second Order |
Begitulah Riri, ia begitu bersemangat berjualan PocketBac dan holder PocketBac nya. Ketika transaksi penjualan sudah mulai banyak, aku mengajarinya membuat buku catatan pesanan sederhana, berisi tabel nama barang pesanan, nama pemesan, barang yang sudah laku terjual, dan uang yang masuk. Menurutku ia harus mengerti bahwa berjualan itu tidak hanya membeli barang, menjual barang, dan menerima uang hasil penjualan. Semua kegiatan harus dicatat sehingga ia mengerti tentang keluar masuk barang dan uang yang ada.
Second Order |