3/18/2013

_ POCKETBAC LOVERS _


Si PocketBac Lovers
Saturday, March 16, 2013  
Bath & Body Works, LLC, adalah sebuah toko ritel Amerika di bawah payung Limited Brands. Didirikan pada tahun 1990 di New Albany, Ohio dan sejak itu diperluas di seluruh Amerika Serikat dan Kanada. Produknya berbentuk lotion, barang barang untuk mandi, barang-barang perawatan pribadi, dan wewangian rumah. Di Indonesia saat ini sedang terkena virus Bath and Body Works produk Amrik ini. Riri pun sepertinya terkontaminasi, sekarang ia tergila gila sangat dengan yang namanya PocketBac dan PocketBac Holder keluaran Bath and Body Works (BBW) ini.


PocketBac? Apaan tuh? PocketBac adalah semacam handgel yaitu gel anti septik pencuci tangan yang langsung dituangkan di telapak tangan dan diusapkan ke kedua tangan sampai kering tanpa perlu dibasuh dengan air lagi, tidak hanya membunuh kuman, tapi juga melembabkan dan memberi aroma segar pada tangan, praktis, bisa dibawa kemana saja. Di Indonesia lebih dikenal dengan sebutan handy clean, salah satu produk keluaran PT Kalbe Farma. Kalo PocketBac Holder itu apa ya? PocketBac Holder itu seperti bajunya pocketbac yang ada gantungannya, jadi PocketBac dimasukkan ke dalam holdernya lalu digantung di tas seperti gantungan kunci. Bentuk dan warnanya lucu membahana serta bermacam macam tergantung serinya, reguler - deluxe - charms - rhinestones. 
Apa sih kelebihan anti septik keluaran BBW Amrik dengan produksi dalam negeri? BBW mengeluarkan PocketBac Sanitizing Hand Gel dalam berbagai seri dengan kemasan dan harum yang menggelitik hati dan membahana mewangi sekali (lebay dot com deh!), winter series - spring series - i love series - fresh picked series - st patrick - classic - rare.

Actually, I don't care much about that PocketBac and the Holder. Kemana mana aku merasa cukup membawa handy clean lokal dan toilet seat sanitizer di dalam tas ku. Sampai akhirnya setahun yang lalu Riri mulai sibuk bercerita tentang PocketBac teman temannya dan mengajakku ke PIM untuk membelinya. Jujur, aku tidak begitu peduli, hanya mengiyakan saja suatu hari nanti pasti akan aku belikan, karena buatku cukup handy clean aja yang ia bawa ke sekolah, apalagi harga PocketBac cukup mahal menurutku untuk barang sekecil itu. "Bunda mah gitu, liat dulu aja Bunda," komentar Riri melihat kecuekanku. Aku tersenyum saja mendengarnya. (hehehe).
First Order

Suatu malam mas Ian, suamiku, pulang kantor dengan membawa 1 buah Pocketbac dan holdernya untuk Riri, betapa gembiranya ia, keesokan harinya ia langsung menggantungkannya di tas sekolah dan pergi lah ia ke sekolah bersama PocketBac barunya itu. Dasar anak anak, ada ada aja. But I'm still not interested with that thing. Dan Riri terus saja bercerita tentang benda itu hampir setiap hari kepadaku. "Maafin Bunda ya Nduk, Bunda bukannya gak mau beliin, tapi PocketBac dan holdernya itu mahal, kalo mau beli nabung dulu deh," kataku pada Riri.
Hari berganti hari. Pada suatu siang yang terik, aku memutuskan untuk makan siang di resto Gudeg Kanjeng Bintaro, di kasir terpajang berbagai macam holder dan harum PocketBac. Teringat Riri, sambil menunggu pesanan datang, aku iseng melihat lihat koleksi itu, kuambil 1 pasang dan kubayar. "Finally, I've just bought one PocketBac and it's holder," batinku. "Riri pasti mengira aku habis kesambet apa ya sampe akhirnya aku dengan sukarela membelikannya PocketBac dan holdernya," batinku lagi. Biasanya untuk sesuatu barang yang diinginkan Riri dan menurutku itu mahal, pasti aku akan menyuruhnya menabung untuk mendapatkannya. Aku hanya ingin ia belajar bahwa untuk mendapatkan sesuatu yang ia inginkan harus dengan usaha keras dan aku ingin ia lebih menghargai setiap rupiah yang ia punyai dari usaha keras yang sudah ia lakukan. Dan menurutku itu wajar, aku ingin ia tau bahwa hidup itu adalah perjuangan.


Result of Sales in the First Week
Berangkat dari pemikiranku di atas itulah akhirnya aku memutuskan kenapa tidak aku belikan PocketBac dan holdernya dalam jumlah yang banyak sekalian ya kemudian Riri bisa menjualnya kepada teman temannya yang notabene memang PocketBac mania itu. Aku sampaikan ideku ini kepada Riri, dengan janji bahwa di awal aku akan membelikannya beberapa pasang PocketBac dan holdernya, ia boleh memilih 2 pasang untuk menambah koleksi pribadinya, kemudian sisanya ia bisa menjualnya dengan harga murah kepada teman temannya. And the important thing is: Hasil penjualan boleh ia ambil sebagai reward ku atas usaha kerasnya menawarkan PocketBac dan holdernya itu ke teman temannya. Di luar dugaan, Riri ternyata antusias sekali dengan ideku. Beberapa minggu setelahnya kami berdua sibuk browsing di internet, sibuk mencari distributor grosir dan murah di Jakarta untuk produk BBW Amrik ini. Awalnya aku menemukan supplier produk BBW murah tetapi ternyata lokasinya di Gresik – Jawa Timur, karena bukan di Jakarta maka ongkos kirim tidak semurah bila lokasinya di Jakarta. Aku dan Riri pun browsing lagi di internet untuk mencari supplier termurah di Jakarta. Secara tidak sengaja aku menemukan grup BBM untuk produk BBW Amrik ini, and finally berjualan lah Riri di sekolahnya dengan aku sebagai mentornya. (hehehe).


Second Order
Riri mulai melancarkan aksi jualannya, dimulai dengan memasukkan foto PocketBac dan holder PocketBac nya di group BBM khusus teman teman seangkatannya di sekolah, dilanjutkan dengan broadcast message ke semua kontak BBM nya. Dan sejak itu dimulailah episode bunyi tang ting tung teng tong yang berasal dari BB Riri berisi respon dari teman temannya. Ada yang bertanya tentang harga, ada yang menawar, dan ada yang langsung memesan barang. Di sekolah pun ia tidak segan segan untuk menawarkan dagangannya ke teman teman sekelas nya dan teman teman kelas sebelah, bahkan adik adik kelas yang ia kenal pun ditawarinya. "Hebat juga nih Riri, belum seminggu jualannya sudah ada yang laku," pikirku. Terkadang ketika ia sudah tidur di malam  hari bila ada temannya yang BBM menanyakan tentang dagangannya akulah yang membantu menjawab. (hehehe) "Bunda BBMan sama temen temen ku ya tadi malam, ih bunda kok BBMan sama anak kecil sih," berondong Riri kepadaku ketika keesokan paginya mengecek BBM dari teman temannya. Aku hanya menanggapinya dengan tertawa. (hahaha).

Begitulah Riri, ia begitu bersemangat berjualan PocketBac dan holder PocketBac nya. Ketika transaksi penjualan sudah mulai banyak, aku mengajarinya membuat buku catatan pesanan sederhana, berisi tabel nama barang pesanan, nama pemesan, barang yang sudah laku terjual, dan uang yang masuk. Menurutku ia harus mengerti bahwa berjualan itu tidak hanya membeli barang, menjual barang, dan menerima uang hasil penjualan. Semua kegiatan harus dicatat sehingga ia mengerti tentang keluar masuk barang dan uang yang ada.

Second Order
Pada kenyataannya Riri memang sudah aku ajari untuk berjualan sejak ia berumur 6 tahun, aku dan mas Ian berpikiran bahwa Riri kecil harus mulai diajari untuk berani menghadapi tantangan hidup, berani malu, berani menghadapi orang banyak, yaitu dengan berjualan. Sehingga ketika ia dewasa, aku dan mas Ian berharap ia bisa mandiri dan tangguh menjalani hidupnya nanti. Dimulai ketika setiap bulan puasa ia iseng iseng kuajak berjualan makanan dan minuman ringan untuk buka puasa di sekitaran komplek perumahanku. Hasil dari keisenganku itu bisa kulihat perlahan beberapa waktu kemudian, ketika Riri kecil kuajak ke pasar atau mal ia terkadang memintaku membelikan beberapa stiker, ikat rambut, atau jepit rambut untuk dijual kepada teman temannya di sekolah. Seperti juga saat ini, ketika ia mulai tertarik dengan benda yang bernama PocketBac dan holder PocketBac, aku memberikannya ide, memberikannya kepercayaan dan modal untuk menjalankan sendiri usaha kecilnya itu. Pada pemesanan barang pertama aku memberinya modal dengan memesan 10 buah barang, namun ketika pemesanan barang untuk yang kedua kalinya (20 buah barang), aku memintanya untuk memakai uang tabungannya sendiri dengan harapan ia akan lebih berhati hati dan bertanggung jawab dengan usaha kecilnya itu. Dan ketika suatu malam sepulang kantor ayahnya bertanya, "Bagaimana jualanmu hari ini, Nduk?" Riri dengan lantang menjawab pertanyaan ayahnya, "Bisnis berkembang, Ayah!" Suamiku tersenyum dan tertawa, sementara aku sungguh terharu mendengarnya. Memang benar apa yang dikatakan Riri, minggu depan targetnya adalah pemesanan barang untuk yang ketiga kalinya dengan jumlah pesanan 30 buah barang akan dilakukan. Happy Selling ya, Nduk. Semoga usaha kecilmu ini terus berjalan, minimal bisa menjadi pelajaran untuk membuatmu lebih mandiri dan berani menghadapi hidupmu sendiri di masa depan. Amin..
My WorLD, ...My HeARt, ...My SouL © 2008 | Coded by Randomness | Illustration by Wai | Design by betterinpink!