10/14/2020

PROUD OF YOU


September, 2020

 

Aku menatapnya dari balik kaca, tersenyum bangga. Gadis kecilku sudah beranjak dewasa. Aku melihat cerminan diriku padanya.

 

Dulu Dewi kecil di tahun kedua SMA sudah disisihkan dari zona nyaman, dipaksa hidup mandiri lepas dari segala fasilitas orang tua. At first she was shocked, because everything had to be decided and faced alone. But at the end, Dewi kecil bisa juga menerima kenyataan kerasnya hidup sendiri di satu kota asing yang belum pernah terbayangkan sebelumnya. Sekolah naik bis kota, kemana mana naik bis kota. Semua kebutuhan harus dipenuhi sendiri. Sisa waktu disela sekolah diisi dengan ikut les pelajaran sekolah, sanggar tari, dan menyanyi. Yup, Dewi kecil menjalani masa sekolah dengan riang, mengisi waktu dengan mengikuti banyak kegiatan, sambil menikmati uang hasil jerih payahnya sendiri dari hasil menari.


                                         

Mbak Riri, gadis kecilku, sama seperti diriku saat lampau. Aku dan ayahnya sengaja membuangnya jauh dari kami untuk menimba ilmu di satu tempat terpencil di negeri seberang, menempanya menjadi pribadi yang mandiri. Aku pun membebaskannya untuk memilih passion yang disuka, untuk dilakukannya disela waktu sekolahnya. Apapun pilihannya, aku oke aja lah, selama itu positif, ia tidak lupa dengan Tuhan nya, selalu bersyukur dengan hidupnya, dan masih tetap dalam pantauanku.

                                                     

Dan waktu ternyata membuktikannya. Mbak Riri adalah tipe orang yang tidak mau setengah setengah dalam melakukan sesuatu. Beberapa medali dan piala menjadi koleksinya, modelling, taekwondo, berenang, dan beberapa kali mewakili sekolah untuk lomba futsal dan olimpiade pelajaran sekolah.



Saat ini, di masa pandemi covid-19 ini, ia mengisi waktu luangnya sambil sabar menanti masa sekolahnya, yang baru dimulai awal tahun depan, dengan kegiatan kegiatan yang berhubungan dengan fashion and beauty. Dari kesukaannya itu akhirnya ia bisa menjadi host freelancer (modelling) di satu aplikasi live streaming dan menjadi Fashion Beauty untuk Tik Tok Official. Semuanya tak jauh jauh dari passion yang digelutinya selama kepulangannya ke Jakarta, modelling, fashion and beauty. Yang membanggakan, dari situ ia sudah bisa menghasilkan tambahan uang jajannya sendiri. Di usia yang hampir sama dengan Dewi kecil dulu, ia sudah bisa menikmati hasil keringatnya sendiri.

 

Alhamdulillah..

 

If you have a dream, you need to follow it, chase it, and sprint towards it. Go towards it with passion.


Passion is energy. Follow your passion, it will lead you to your purpose in life.


ANTARA CINTA, SENJA, DAN RANGGA

 

September, 2020


Cinta terpaku menatap senja. Senja yang selalu menjanjikan keindahan sesaat, tapi selalu mampu menjadi pelabuhan terakhirnya, setiap harinya. Senja, tempat ia melebur sgala rasa hatinya setelah seharian berbaur dengan berbagai frekuensi cerita kehidupan.

“Pada akhirnya memang sengaja kubiarkan mereka untuk lebih peka dan peduli dengan kehidupan Rangga,” Cinta memulai obrolannya dengan senja. “Maafkan aku, Senja. Sudah saatnya mereka masuk dan menyelami Rangga sebagai seuntai pribadi utuh dengan segala permasalahan pribadi dan hidupnya.”

Cinta berdiri sesaat, menghirup sejuknya angin senja. “Kamu lelah, Cinta?”, bisik angin perlahan. Cinta menarik nafas perlahan dan berkata: “Aku hanya sedih melihat Rangga. Rangga, selama belasan tahun, menjadi pejuang kehidupan sejati, tanpa lelah, tanpa pamrih. Rangga, pejantan tangguh yang selalu menjadi pelabuhan, tumpuan segala keluh kesah hidup banyak orang. Padahal kenyataannya, sebaliknya, mereka itu sangat egosentrik, satupun tak mengindahkan Rangga, apapun kehidupan pribadi Rangga.”


“Lalu Rangga bagaimana, Cinta?”, bertanya Senja. Cinta terpaku pilu & berkata, “Entahlah. Kemarin ia sempat goyah pada titik terendahnya, mencoba meresapi arti hidup sebenarnya. Terombang ambing antara ada dan tiada. Pandemi ini menggoyahkannya, meluluhlantakkan egonya.” Cinta melanjutkan dengan seiris senyum, “Beruntung Tuhan masih menggenggam tangannya, bahkan tak enggan mengulurkan tangan - Nya, menata kembali kepercayaan Rangga, juga menata hidupnya.”

Angin menerpa halus wajah Cinta. Senja tersenyum tipis, memamerkan siluet jingga kebesarannya. Dan Senja pun perlahan beranjak pergi.

My WorLD, ...My HeARt, ...My SouL © 2008 | Coded by Randomness | Illustration by Wai | Design by betterinpink!