7/04/2018

SENJA DI BATAS KOTA



May 05th, 2018

Ku ayun langkah menyusuri batas kota.
Melepas sunyi, meretas kesendirian.
Lalu terduduk ku di satu tempat, lengang tanpa suara.
Hanya ada aku dan dua lelaki di meja sudut.

Samar, mulai tertangkap alunan gending jawa.
Dua lelaki mulai berkicau ringan,
tertawa kecil sepintas kemudian terdengar sendu.

Lelaki dengan perawakan lebih kecil memulai satu cerita..
Ia pahlawan, tanpa pamrih.
Dermaga, tempat bersandar dan berlabuh orang orang terdekatnya.
Hingga suatu waktu ia tersadar,
nyata terhempas dalam keterpurukan, ketidakberdayaan, dan kekosongan.
Satu persatu orang orang terdekatnya, pergi dan lenyap seketika..
Untuk kemudian muncul kembali saat badai menerpa mereka, pantaskah?

Aahhh...
Hidup itu bagaikan roda yang terus berputar.
Dan hidup memang panggung sandiwara.
Ketika badai melanda, akan jelas terlihat kualitas orang orang yang tersisa.
Orang orang terpilih yang tetap bertahan, mempererat genggaman..
Tanpa peduli, panas membara saat teriknya matahari..
ataupun dingin membeku saat hujan terurai..

Dan..
Senja terlihat semakin menipis.
Aku mengakhirinya dengan penuh rasa syukur.
“Tuhan, jagalah aku dan mereka, orang orang terbaik pilihan-Mu”
Aamiin..



My WorLD, ...My HeARt, ...My SouL © 2008 | Coded by Randomness | Illustration by Wai | Design by betterinpink!