March 14th, 2019
I
had a great time last weekend, had a great quality time with my Jogja’s best
friends.
Bahagia?? Bahagia dong.. Banget!! Bertemu sahabat sahabat terbaik,
saling berceloteh tentang segala hal, diselingi dengan tawa lepas dan saling
membuli. Kebayang gak sih, temenan sekian puluh tahun, dan
masih loh sampai sekarang. Judulnya “Growing Old Together”,
dengan segala kekurangan dan kelebihan masing masing, dibumbui saling
mengasihi, saling melengkapi. Aku mengenal mereka dari sejak masih pake seragam
putih abu, dari mereka masih bukan siapa siapa, sampai sekarang mereka semua
sudah jadi “orang”. Emang dulu bukan orang?? (Hahaaa..)
Memandang
foto foto koplak bersama mereka minggu kemarin dan beberapa
foto lama, hasilnya malah jadi melow. You know what,
sometimes you meet a person and you just click; You’re comfortable with them,
like you’ve known them your whole life, and you don’t have to pretend to be
anyone or anything. Dan, tetiba merasa kangen aja dengan
sahabat lama dan teman lama yang dulu selalu bersama, dari jaman SD sampai kuliah.
Well, mungkin sebagian dari
mereka sekarang sudah berubah, sudah mempunyai dunia masing masing dengan
lingkungan baru, teman teman baru, sahabat sahabat baru, dan kesibukan
kesibukan baru. Dulu kehadiran mereka membawa warna, peneduh tatkala
panas membara, penyemangat saat hilang asa. Teman - teman terbaik
tempat berbagi ceria dan nestapa, yang selalu jujur dan berdiri di sisimu tak
peduli apa pun keadaannya. Mereka tak segan menyeka air matamu, menjemputmu
ketika kau jatuh, dan selamanya menjadi bagian di hatimu. Mereka, anugerah
terindah yang pernah dimiliki.
Sahabat
itu memang bukan saudara sedarah, tapi memiliki ikatan sungguh erat dengan
kita; Seperti satu jiwa di dalam dua tubuh yang berbeda. Berbahagialah ketika
kita mempunyai sahabat dari sejak ingusan kemudian tumbuh dewasa bersama, menua
bersama. Kebersamaan yang membuat kita saling percaya, mengerti, menerima, dan
saling menghargai kekurangan dan kelebihan masing-masing. Walaupun terpisah
jarak yang jauh sekalipun, sahabat sejati akan selalu ingat, selalu ada di
hati, dan tetap terus saling mendoakan untuk kebaikan. Yang terpenting itu
bukan seberapa sering bersama, tapi seberapa besar kualitas kebersamaan itu.
Tak
terpungkiri, persahabatan itu kadang bagai kucing dan anjing, bagai dua kutub
magnet yang berbeda tapi saling tarik menarik. Saling usil satu sama lain, suatu saat adakalanya menyakiti satu sama lain. But in fact, diakui atau tidak, mereka
tidak bisa hidup tanpa satu sama lain. Why we need best friends?
Because they laugh at the same stupid things we do; Because they give us honest
advice; Because they’ll be there for us, even if they’re thousands of miles
away; Because they celebrate with us when we’re at our best, but still love us
at our worst.
Apa
yang kita alami demi sahabat terkadang menjadikan lelah hayati dan menyebalkan,
tak selalu mulus memang, namun itulah bumbunya, membuat persahabatan jadi lebih indah. Ada hitam ada putih; Ada bahagia, ceria, marah, dan sendu, tetapi
persahabatan sejati bisa mengatasi semua itu bahkan bertumbuh bersama.
Satu
lagi, sahabat sejati mengetahui segala sesuatu tentang dirimu bahkan yang
terburuk sekalipun, namun ia kan selalu tetap tulus menyayangimu, tetap ada
untukmu, tak kan pernah meninggalkanmu, tak kan menjauhimu, tak kan pernah
melupakanmu. Seorang sahabat akan memahami masa lalumu, percaya akan masa
depanmu, dan menerimamu hari ini apa adanya. Eleanor Roosevelt said
that “Many people will walk in and out of your life, but only true friends will
leave footprints in your heart.”
Dear
Friends, bersyukurlah ketika Allah
mengirimkan malaikat tak bersayap bernama sahabat kepadamu, apalagi yang satu
sama lain saling mengingatkan dalam kebaikan; tidak hanya peduli dengan
hubunganmu dengan mereka saja, tetapi juga peduli tentang hubunganmu dengan
Allah; Yang membantumu untuk selalu mengingat Allah dan mengingatkanmu ketika
kamu melupakan Allah. Adanya mereka menjadikan hidupmu jadi lebih hidup,
lebih bermakna.
Last,
Thank
you, Pals.
Terima kasih telah menjadi bagian terpenting dalam hidup ini. Tetaplah menjadi
sahabatku, sampai maut yang memisahkan. Jika aku berada di surga kelak, akan
kusebut namamu untuk menjadi teman sesurgaku. Allah bless you all, always.. Aamiin..
Note:
Namaku Dewi.
Cita - citaku ingin membuat barang barang handmade unggul bercitarasa Indonesia, seperti kakak kakak BM.
Namaku Dewi.
Cita - citaku ingin membuat barang barang handmade unggul bercitarasa Indonesia, seperti kakak kakak BM.
............................................................................................................
**Dedicated for:
> my BM friends, the best 'koplakers' in the world..
> my Rey - my Tong, thank you for always keeping me save 'n warm..
.............................................................................................................