Feb 24th, 2021
Dulu aku tak pernah bercita - cita
kuliah mengambil jurusan Teknik Sipil. Tak pernah membayangkan belajar yang
bisa sampe jungkir balik ngapalin
segala teori dan rumus mata kuliah yang ada, plus menggambar teknik. Jangankan membayangkan ikut mata kuliahnya,
membaca judul mata kuliahnya aja
sudah keringet dingin, ngeri, bisa bikin pingsan. (Hahaaa..) Mekanika Teknik, Struktur & Teknologi Beton, Struktur
Baja, Gambar Teknik, Teknik Pondasi, Struktur & Teknik Gempa, Mekanika Tanah,
Hidrologi, Manajemen Sumber Daya Air, Struktur Kayu, Manajemen Konstruksi, dll.
Belum lagi diwajibkan harus bisa menggambar segala macam struktur bagunan
sesuai mata kuliah yang diambil. Pokoknya yang ada di kepala cuma pusyang sejuta keliling lah.
Dulu aku menjalaninya dengan santai, mungkin lebih tepatnya pasrah ya. Ikhlas menerima kenyataan, walaupun di tahun awal sempat keteteran dan terpukul dengan nilai yang standar aja; Karena merasa itu bukan pilihanku tapi pilihan ayah, yang menginginkan salah satu anaknya harus ada yang menjadi tukang insinyur bangunan. Setahun lewat, aku sadar kalo aku gak semangat dan gak punya strategi belajar, kuliahku bisa selesai 6 - 7 tahun kemudian. Kasihan ayah yang membiayai kuliahku dan malu lah, masa’ seorang Dewi Arni kuliahnya lelet banget, apa kata duniaaaa.
Masuk tahun kedua, aku mengejar
ketinggalanku. Sangat sadar bahwa “This isn’t my passion”, so kemudian aku mengambil jurusan Manajemen Konstruksi, sama
pusingnya tapi tak sepusing yang ambil
jurusan konstruksi kan. It’s okay lah, yang penting aku bisa
mencapai targetku 4 tahun harus selesai teori dan tahun ke 5 harus wisuda.
Believe or not, walaupun kuliah di teknik, selama kuliah aku gak pernah sama sekali membayangkan akan
bekerja di dunia teknik / konstruksi. Dulu aku kuliah pake rok, jarang banget pake celana panjang, paling banter pake kulot. Kebayang gak, dulu saat kerja praktek dan tugas akhir di salah satu
proyek dermaga milik PT Pembangunan Perumahan, aku satu - satunya orang yang pake rok. Hahaaa… Yup, itulah aku,
orang yang sejak awal kuliah bermimpi mau
kerja di Bank, tapi kuliahnya teknik, aneh kan.
And, this is me. Cita - citaku untuk kerja di Bank akhirnya
tercapai pada awalnya. At the end,
perjalanan hidup pada akhinya membawaku menjadi seorang konsultan SDM. “This is
my passion”, aku sangat bucin dengan pekerjaan ini, aku suka bertemu banyak
orang dan bisa mengenal berbagai macam profesi dan karakter orang di luar sana.
Aku bahagia dan sangat bersyukur untuk semua itu.
Bahagia itu sangat sederhana
ternyata, ketika kita bisa bekerja sesuai passion,
kita akan melakukannya karena kita mencintainya. Yang terpenting dari semua itu
adalah harus selalu bersyukur. Bersyukur atas semua kebahagiaan dan pelajaran
hidup yang sudah Allah berikan. Alhamdulillah..
Last but not least,
Entah kenapa aku selalu percaya
akan keajaiban Allah, selalu percaya bahwa Allah akan selalu ada untuk umatnya
ketika kita ikhlas menjalani semuanya, tak putus berdoa, dan selalu bersyukur
pada - Nya.