1/01/2018

CINTA ADALAH PERBUATAN

Dec 10, 2017 / 06.40 AM

Hari masih sangat muda, surya di ufuk Timur malu malu keluar dari peraduannya, menyibak paras pagi. Aku menemukan diriku tersadar, membisu di sini; Dalam ruangan yang terdesain modern, lengkap dengan sebuah ranjang besi dan alat alat medis yang terpancang kuat di dinding, beserta dia yang terpuruk di sana, merintih pedih.

Sesaat, kuterpaku..
Begitu banyak peristiwa yang melintas cepat, terbayang di mata. Kutarik napas perlahan, mencoba menetralkan gejolak jiwa, dan kemudian berlayar merenungi segala hal yang silih berganti datang dan pergi, 3 bulan terakhir ini. Banyak hal yang tertangkap, selama ini lepas dari relnya, serpihan puzzle puzzle kehidupan yang tak tertata indah. Perlahan namun pasti, mungkin akan diatur oleh-Nya kembali ke kodratnya. Mungkin Dia berpikir, inilah saatnya untuk menyatukan serpihan serpihan itu.


Aku hanya bisa menundukkan kepala dan badan, mencampakkan seluruh jiwa raga pada-Nya. Tuhan, begitu banyak yang terjadi, dalam seminggu terakhir. Speechless, really touched my heart, I’ve never seen all of these things happen. Jujur, aku menikmatinya, anugrah terindah ini, this is so amazing!! Seperti sedang terpaku di depan kaca sebuah kereta api yang melaju sempurna, aku menyaksikan dan melalui kejadian demi kejadian, memang sangat menguras emosi dan kekuatan jiwa, tapi sisi lain dengan kesadaran tinggi aku sangat mengerti bahwa ini adalah serangkai proses perubahan menuju ke arah yang lebih baik, yang terbaik menurut-Nya.

Bahwa hidup itu tidak hanya memikirkan dunia, tetapi harus diselaraskan dengan akhirat. Lebih meluruskan hubungan vertikal dengan Dia, Yang Maha Agung, hingga bisa mencapai ke satu titik sadar; Tidak melangkah sendiri dalam memuji-Nya, tetapi melangkah bersama mengajak seluruh keluarga agar kelak bisa bersama sama bersua di Surga.

 

Bahwa dalam hidup itu menganugrahi peran yang sangat mulia pada seorang nakhoda keluarga. Sang nahkoda lah yang menentukan arah berlayar dari suatu kapal yang bernama keluarga. Seorang nakhoda keluarga selain hadir secara fisik, juga harus menyapa secara psikis dalam mengarungi lautan kehidupan. Ia menjadi role model bagi keluarga, menjadi tauladan terbaik bagi keluarga; tauladan tentang kekuatan iman kepada-Nya dan tauladan tentang berpegang pada ajaran-ajaran agama dalam bentuknya yang sempurna. Dalam hal ini tanggung-jawabnya tidak hanya sebatas memfokuskan diri untuk memberikan nafkah yang cukup untuk keluarga tetapi juga bertanggungjawab dalam mendidik jiwa dan akhlak keluarga. Mendidik agar cerdas dalam perihal dunia dan akhirat dan menjadikan anak-anak tangguh dengan ilmu agar mampu menyikapi perihal urusan dunia dan akhirat dengan bijaksana.

Bahwa hidup itu lebih ke arah membuka mata hati tentang kebersamaan dan ketulusan; TAKE and GIVE, it should be balanced, one to another. Tidak melulu mengedepankan ego diri untuk selalu meminta didengarkan dan dipahami oleh orang lain, tapi di satu sisi sangat enggan peduli dengan apa dan bagaimana pribadi dan kehidupan orang lain. Bila ada seseorang yang lebih mendukung dan mementingkan kebahagiaan orang lain, tanpa mempedulikan kebahagiaannya sendiri; Maka mencoba untuk peduli secara nyata, tidak apatis tidak individualis terhadap diri pribadi dan kehidupan orang itu, adalah lebih baik, karena ia juga manusia biasa yang mempunyai rasa dan masalah, walaupun orang itu tidak berharap kebaikannya berbalik.

Bahwa hidup itu akan menyisakan orang orang yang benar benar mengerti akan arti kebersamaan dan ketulusan saat angin atau badai menerpa. Akan terlihat dengan sendirinya kualitas orang orang tersisa yang sebenar-benarnya, bukan hanya basa basi dalam ucapan belaka. Orang orang tersisa itu memiliki ketertarikan yang sama untuk sekedar menemani, meringankan, atau membantu masalah orang lain dalam suatu tindakan nyata; Berpijak pada keprihatinan terhadap masalah orang lain. Dalam minoritas, mereka selalu berusaha ada; Dulu, sekarang, dan nanti. Seperti kata Tere Liye; “Cinta adalah perbuatan, Kata kata dan tulisan indah hanyalah omong kosong.”


Namun apapun itu, angin atau badai yang singgah dalam hidup, pasti yang terindah menurut-Nya. Hanya perlu berserah diri saja, sepenuhnya, pada-Nya. Bahkan mungkin harus lebih ke bersyukur pada-Nya, masih mengingat ku, tanpa harus terucap sepatah kata keluh atau sesal pun.

Dia memang perencana terhebat, semua telah dirancang-Nya, dituliskan-Nya, hingga ke detail detail tersulit yang tidak akan pernah terjamah oleh alam pikir manusia. Segalanya memang telah diatur sedemikian rupa sehingga pada akhirnya bisa menyatu dengan cantiknya.

Maha Besar Allah..
Maha Benar Allah..
Maha Suci Allah..

My WorLD, ...My HeARt, ...My SouL © 2008 | Coded by Randomness | Illustration by Wai | Design by betterinpink!