9/23/2018

PERSONAL BRANDING, APA ITU, PENTINGKAH?

Sunday, September 23rd, 2018

Setiap orang terlahir dengan memiliki ciri khas masing masing yang kemudian terbawa dan terbangun sampai dewasa, misalnya penampilan diri, kepribadian diri, kesukaan diri, kemampuan diri, ciri secara fisik, tempatnya berasal, tempatnya tinggal, pekerjaan, dan sebagainya.

Seseorang atau individu yang melakukan proses branding untuk dirinya, lebih ke arah penciptaan citra atau nilai (value) positif diri yang diinginkan secara kuat tertanam di pikiran orang lain tentang penampilan fisik, kepribadian, maupun karakter diri pribadinya. Penampilan, kepribadian, dan karakter merupakan elemen pembentuk Personal Branding. Secara sederhana dapat dikatakan Personal Branding merupakan identitas diri, dimana digunakan sebagai alat untuk membentuk pandangan orang lain kepada diri pribadi seseorang. Personal Branding adalah citra diri, ciri khas yang melekat pada diri sesorang berdasarkan apa yang dilakukan dan ditampilkan dalam kesehariannya, yang kemudian tertanam dalam pikiran orang orang di sekitarnya.

Personal Branding merupakan gambaran tentang siapa diri seseorang, dan apa yang seseorang inginkan sebagai itulah dirinya, yang terlihat dan tertanam di benak orang orang sekitarnya. Personal Branding adalah bagaimana orang mengingat tentang diri seseorang, apa yang ada di kepala orang tentang diri seseorang, atau ketika menyebut nama seseorang. Bisa juga dikatakan sebagai cara orang memperkenalkan atau memasarkan diri mereka sebagai sebuah brand. Dimana hal itu lebih dari sebuah trademark, bagaimana seseorang memperlihatkan, mempresentasikan, membawa dirinya, secara online maupun offline kepada orang orang di sekitarnya; fokusnya adalah tentang dirinya sebagai seorang individual.

 

Personal Branding merupakan alat yang potensial untuk menunjang kesuksesan, karena kita bisa mengerti potensi diri yang meliputi kelebihan dan kekurangan kita, yang dapat digunakan untuk menyusun langkah langkah dan tujuan ke depan di semua aspek kehidupan dengan lebih baik, untuk hidup yang lebih baik. Ada banyak cara untuk membangun sebuah Personal Branding, mulailah dari hal yang sederhana tentang kelebihan atau kekuatan positif kita, yang nantinya akan tinggal dan tertanam di pikiran orang lain sebagai citra diri yang unik dan berbeda dari diri kita, sambil membangun kesan yang konsisten akan kualitas diri kita itu misalnya melalui media media sosial, sehingga dikenal banyak orang.

Ketika kita bisa menampilkan dan  menjaga Personal Branding kita secara kuat, maka bisnis atau karir kita akan terlihat lebih terpercaya karena kita akan muncul sebagai seorang profesional yang berdedikasi.


9/22/2018

AKU DAN DIA

Saturday, September 22nd, 2018

Aku adalah aku. Dia adalah dia. Aku adalah pencintanya, aku adalah pecandunya. Dia adalah pelepas haus kala dahaga, dia adalah pelepas lara kala gundah, dia adalah pembunuh sepi kala diam. Dia dengan segala kelebihannya, dia dengan segala kekurangannya.

Karyanya menyita sangat waktuku, ketika sejenak ku berhenti membacanya, hati dibuat sakaw olehnya, terasa ingin lagi dan lagi membacanya hingga tuntas. Aku menyukai caranya bertutur, berbahasa sedikit tak lazim, namun sarat makna. 3 karyanya yang sempat terbaca olehku beberapa minggu ini adalah Aroma Karsa, Madre, dan Kepingan Supernova. “Aroma Karsa” bercerita tentang perburuan Puspa Karsa, tanaman bunga sakti dalam dongeng yang melegenda, oleh seorang pengusaha bernama Raras Prayagung. “Madre” adalah sekumpulan cerita pendek apik tentang perjuangan sebuah toko roti kuno, dialog antara ibu dan janinnya, dilema antara cinta dan persahabatan, serta tema seperti reinkarnasi dan kemerdekaan sejati. “Kepingan Supernova” berisikan kumpulan rangkaian kalimat per halaman, panjang dan pendek, dimana setiap halaman meninggalkan makna mendalam untuk merenung dan berefleksi.




Salah satu rangkaian kalimat yang aku suka di buku “Kepingan Supernova” halaman 3, seperti ini;
—————————————————————-
“Engkaulah getar pertama yang meruntuhkan gerbang tak berujungku mengenal hidup.
Engkaulah tetes embun pertama yang menyesatkan dahagaku dalam cinta tak bermuara.
Engkaulah matahari Firdausku yang menyinari kata pertama di cakrawala aksara.

Kau hadir dengan ketiadaan. Sederhana dalam ketidakmengertian.
Gerakmu tiada pasti. Namun, aku terus di sini.
Mencintaimu.

Entah kenapa.”
——————————————————————

Dee Lestari, seorang penyanyi, penulis lagu, dan penulis buku. Sesekali, coba ambil satu buku karyanya, dan belajarlah membacanya, memaknai serta menikmati isinya.

LIFE IS JUST ONE TIME

Saturday, September 22nd, 2018

Dua hari yang lalu, aku mengantar Ayah ke KKP Soekarno Hatta untuk suntik meningitis sebagai salah satu syarat keberangkatan Umroh Ayah bulan depan. Ternyata bangunannya sedang direnovasi, sehingga proses penyuntikan itu harus dilakukan di sebuah klinik, di gedung sebelahnya. Tidak memakan waktu begitu lama ternyata, setelah selesai prosesnya, aku harus mengambil mobil yang terlanjur terparkir di gedung sebelah. Aku melewati beberapa ruangan asing yang menawarkan sepenggal hawa suram, sempat tercium aroma semerbak mewangi ketika melintasi satu ruangan. Terbersit setitik perasaan resah, namun tak hinggap terlalu lama.

Dan kemarin, ketika baru saja membuka pintu rumah, selepas waktu Isya', handphone ku berdering, mas Ian mengabarkan Pakde di Mekar Sari - Cibubur telah berpulang ke pangkuan-Nya sesaat sebelum ia meneleponku. Memoriku seketika terbuka, teringat minggu kemarin baru saja bertemu beliau di Bogor, arisan keluarga besar Solo. Pakde memang terlihat ceria namun tidak secerah biasanya. Sesaat, teringat kembali semerbak harum yang sempat tercium olehku dua hari yang lalu sewaktu mengantar Ayah ke KKP, entahlah, Wallahu a'lam. Malam itu juga, sesampainya mas Ian di rumah, kami langsung ke rumah duka.

Pilu, teramat pilu, menyaksikan mereka yang ditinggal pergi untuk selamanya. Kehilangan orang yang dicintai memang berat sangat, banyak kenangan tertinggal, dalam suka duka yang datang silih berganti. Seperti aku, pernah juga merasakannya. Bagaimana rasanya kehilangan pelita hidupmu, tempatmu bersandar, tempatmu berteduh, tempat segala kebaikan bermuara. Bagaimana rasanya kehilangan seseorang yang sangat dipercaya, untuk berbagi kisah keseharianmu, untuk berbagi segala kegilaanmu, untuk bisa menjadi dirimu sendiri. Rasa hampa hadir, seakan diri bagai ikan tanpa air, bagai pantai tanpa lautan. Sampai akhirnya terpuruk dalam diam, karena sedih yang membelenggu jiwa, sudah tidak bisa lagi menetaskan rintik air mata. Yang tersisa hanya kepasrahan dan keikhlasan pada takdir-Nya. Torehan cinta dan rindu mendalam akan sosoknya, terangkum dalam sebait doa setiap harinya, hingga kini.


Last, but not least. Umur, rejeki, jodoh adalah rahasia Allah. Dan hidup itu hanya sekali, maka buatlah berarti.
My WorLD, ...My HeARt, ...My SouL © 2008 | Coded by Randomness | Illustration by Wai | Design by betterinpink!