Sabtu, 27 Oktober 2012 adalah hari yang ditunggu Riri sejak sebulan yang lalu. Hari dimana ia akan mengikuti konser piano yang diadakan oleh sekolah musiknya, ini adalah penampilan perdananya di luar kegiatan sekolah sejak kepindahan kami ke Jakarta. Dulu ketika masih stay di Surabaya, setahun sekali Riri selalu mengikuti pentas balet bersama sekolah baletnya. Like usual, Riri sangat antusias menghadapi penampilannya kali ini, walaupun sebenarnya ini hanya mini concert yang diadakan untuk ajang unjuk keberanian di hadapan para orang tua. Satu setengah bulan dihabiskan Riri untuk berlatih lagu yang akan dibawakannya, ia berusaha menghafalkan lagu yang akan dibawakannya tanpa partitur.
Sehari sebelum konser, Aku dan Riri hunting baju dan sepatu yang akan dikenakannya untuk mini concert itu. Sudah menjadi tradisi bahwa kami selalu berbeda pendapat, perdebatan antara ibu dan anak perempuannya yang topiknya selalu sama, it’s always about the taste. Aku menginginkan Riri memakai simple dress tapi anggun, sedangkan Riri menginginkan model baju yang casual saja. Perdebatan yang sempat membuat bibirnya manyun beberapa saat, karena aku tetap bersikeras dengan keinginanku. Cukup lama juga kami hunting, sampai akhirnya kutemukan satu toko di Pondok Indah Mall 2 yang isi tokonya sesuai dengan keinginanku. Awalnya Riri tidak mau masuk mengikutiku ke dalam toko, rupanya ia masih ngambek, ia lebih memilih bermain bersama Aufa, sepupunya, di luar toko. Sepertinya ia sudah pasrah padaku untuk memilihkan baju yang akan dikenakannya nanti. (Mengalah demi ibunya nih.. hehehe..) Ternyata baju yang kuinginkan ada di toko itu, kupanggil Riri untuk mencoba ukurannya, masih dengan setengah manyun ia masuk ke dalam toko. Begitu melihat baju di tanganku pandangannya langsung berbinar, gak salah nih pilihanku, love at the first sight ia rupanya. Kemudian ia mencoba baju itu, dan... Finally, setelah setengah hari berkeliling, I've got that dress, and she loved it!!!
Hari konser tiba, sejak pagi Riri sudah mandi, ia mengajakku ke salon. “Biar rambutku rapi, Bunda,” kata Riri. Oke deh, kuikuti keinginan Riri. Kelar urusan rambut, Riri ku poles sedikit, kemudian kusuruh ia memakai baju dan sepatunya. Sambil lalu Kuperhatikan Riri dengan sudut mataku dan tersenyum. ”Ah, anakku sudah ABG sekarang, cantik juga..,” batinku. Ia agak malu juga kuperhatikan. “Bunda jangan diliatin, malu tau..,” kata Riri. Hehehe, Aku tertawa dan berlalu.
Konser baru dimulai pukul 12.48 siang, Riri mendapat session ke 4, dan kami datang 45 menit sebelum konser dimulai. Sambil menunggu berakhirnya session 3, Riri menuju ke belakang panggung, kupandangi Riri sambil berkata, “Good Luck ya, Nduk!” Tidak terlihat raut wajahnya yang grogi, hanya saja tadi ia sempat mengeluh kedinginan, karena model bajunya yang you can see, dan AC gedung yang lumayan dingin. Tak lama kemudian namanya dipanggil, Riri keluar dari belakang panggung, dan memberi hormat. Dari kursi penonton aku bersiap untuk mengabadikan penampilannya. “Ya Allah, She looks more mature than her age, padahal ia baru kelas 5 SD,” batinku. Alunan nada tanpa partitur mengalun lembut, Riri menyelesaikan bagiannya dengan baik walaupun terlihat sedikit kedinginan. (hehehe..) Good job, dear!! Terus berlatih, sehingga suatu saat nanti kamu bisa menjadi Sherina seperti keinginanmu sejak dulu. Amin, doaku menyertaimu Nduk.