12/22/2018

THANK YOU, PAK OJOL





Dec 21st, 2018



Hari ini aku tiba di rumah lebih dulu, karena lusa kami akan keluar kota, aku kemudian disibukkan dengan mem”packing” pakaian pakaian ku dan Mas Ian. Libur Natal dan Tahun Baru kali ini, Mas Ian mengajakku dan Mbak Riri ke Jogja dengan mengendarai mobil, singgah semalam di Cirebon dan Solo. Aku membawa 2 tas untuk kami berdua, satu tas koper untuk di Jogja, jadi selama perjalanan tidak akan dibuka. Satunya lagi tas ransel, tas yang akan  dibawa turun naik mobil selama perjalanan. 
Sekitar jam 07.30 malam bel rumah berbunyi, Mas Ian datang. Kubuka pintu, terlihat sosok lelakiku yang lunglai tak sehat. Dengan sigap kubuka pintu selebar-lebarnya. “Kenapa Mas?”, tanyaku. “Badanku meriang, kepala pusing,” jawabnya. Kubukakan sepatunya, menyuruhnya duduk di sofa dan berbaring. Aku langsung membuatkan teh panas dan selapis roti coklat, kemudian bergegas ke atas mengambil fresh care, obat flu, selimut, dan baju ganti. 

Roti dan obat sudah menunaikan tugasnya, mengisi perut dan mengobati Mas Ian. Sementara Mas Ian sudah berganti baju, dan tidak berapa lama kemudian terlelap. Aku mengoleskan fresh care ke dada, punggung, dan leher lelakiku, agak banyak, sudah pasti nanti sang empunya badan akan merasa sangat panas. Benar saja, tak berapa lama ia terbangun, berkata, “Panas, Bun.” Heheee..  Aku memang terbiasa “memandikan” siapa pun di rumah ketika sakit dengan fresh care. Aku menunggui Mas Ian, ia memilih tidur di sofa daripada naik ke atas dan tidur di kamar, tidak mungkin Aku meninggalkannya sendirian di bawah dan tidur di kamar atas.
 
Jarum jam ada di angka 10 malam, ketika kusentuh dahi  Mas Ian terasa panas sekali. Aku berniat keluar untuk membeli obat penurun panas dan antibiotik, tapi kemudian urung kulakukan mengingat hari sudah sangat malam dan apotek langganan sudah tutup pasti. Kuambil handphone, kubuka aplikasi GOJEK, dan kupilih GO-MED dari beberapa pilihan di GO-JEK Services. Ternyata aplikasi GO-MED sudah berganti nama menjadi halodoc dan merupakan aplikasi terpisah dari GO-JEK series, seperti halnya GO-CLEAN yang sekarang juga terpisah menjadi bagian dari aplikasi GO-LIFE.

Samar terdengar Mbak Riri keluar kamar dan turun ke bawah. “Nduk, Ayah sakit, tolong pijetin kaki Ayah ya,” pintaku pada Mbak Riri. Ia berjalan menghampiri ayahnya yang pulas tertidur. “Ayah sudah cuci kaki?”, tanyanya. “Sudah, Nduk,” jawabku berbohong. Hal yang paling tidak disukainya adalah melakukan sesuatu yang kupinta yang berhubungan dengan kaki ayahnya. Setahun yang lalu ketika ayahnya opname di Rumah Sakit sehabis operasi kaki, ia pernah kuminta membersihkan kaki ayahnya dengan baby oil agar tidak kering. Saat itu ia melakukannya dengan memakai masker dan sarung tangan, she tought that the smelt was no good and so dirty. (Hahaaa..) So, its ok if I did a little lie, white lie, right??

Sesaat berselang, bel rumah berbunyi, pak ojol pengantar obat telah datang. “Siapa ya, tengah malam bertamu?”, tanya Mbak Riri. Kulihat sekilas jarum panjang di angka 11, bergegas kubuka pintu, obat kuambil dari pak ojol dengan wajah bersyukur dan sangat berterima kasih. “Terima kasih banyak ya, Pak,” kataku. “Sama sama Bu Dewi, siapa yang sakit, semoga cepat sembuh, Bu,” balas pak ojol. Aku terharu, begitu tulus kalimat itu diucapkan pak ojol. Kututup dan kukunci pintu perlahan setelah mengucapkan terima kasih sekali lagi padanya. Kubangunkan Mas Ian, kuberikan obat antibiotik, obat flu, dan penurun panas untuk diminum, kemudian kuoleskan lagi fresh care di leher dan punggungnya, ia pulas kembali. 

Sepertinya aku tertidur agak lama, terbangun kaget, sudah jam 4 pagi rupanya. Kuraba kening dan leher Mas Ian, panasnya sudah hilang, deru napasnya sudah halus kembali, alhamdulillaahh. Kembali ia kubangunkan, sembari menyodorkan obat flu lagi, berharap ketika fajar menyingsing nanti  ia sudah segar kembali. Kutatap lembut wajah Mas Ian, teringat jasa pak ojol semalam. Jangan pernah meremehkan atau merendahkan profesi ojol, atau orang yang berprofesi sebagai ojol, karena di saat saat penting dan butuh bantuan, merekalah yang jadi dewa penolong kita. Semua manusia itu sama. Mereka orang orang hebat, menyebar kebaikan dimana mana, melayani kebutuhan banyak orang, tidak peduli panas terik dan hujan badai. 

Allah bless you, always..





My WorLD, ...My HeARt, ...My SouL © 2008 | Coded by Randomness | Illustration by Wai | Design by betterinpink!