January 01st, 2019
Liburan sekolah mbak Riri kali ini judulnya mengunjungi sepupu sepupunya di Jakarta, Bandung, dan Jogja. Setelah puas bercengkrama dengan 3 orang sepupunya di Jakarta dan Bandung, Desember ini Aku dan mas Ian sepakat membawa mbak Riri ke Jogja; Menemui Ibu, tante, dan sepupunya yang lain.
Perjalanan Jakarta - Jogja - Jakarta
yang lancar jaya, membuat kami terutama mbak Riri tidak merasa garing dan bete’
selama perjalanan. Mas Ian memang sengaja memilih waktu berangkat dan pulang
yang tidak favorit, dengan singgah semalam semalam di kota Cirebon dan Solo,
demi mendapatkan kenyamanan di jalan. Banyak hal ternyata yang membuat nyaman,
pemandangan sepanjang perjalanan di tol membuat takjub, merinding bombay. Masya
Allah, it was so beautiful!! Selain juga karena waktu tempuhnya yang tidak
sampai membuat encok pinggang, rute yang mas Ian ambil dari tol ke tol.
Ditambah lagi, aku dan mas Ian bergantian menyetir mobil. Kenapa ya, aku kok
merasa seperti jadi supir bis antar propinsi, tapi cantik. (Hahaaa..)
Perjalanan dari tol ke tol dimulai
saat berangkat masuk pintu tol Pondok Aren, Bintaro berakhir di pintu tol
Colomadu, Solo. Kemudian diakhiri dengan masuk pintu tol Salatiga dan keluar di
pintu tol Pondok Aren, Bintaro lagi. Walaupun perjalanan diselang selingi
panas, mendung, hujan, dan panas lagi, but it was so amazing!!
Perjalanan panjang yang sangat
menyenangkan mata dan jiwa. Sempat terlihat birunya laut di
sepanjang jalan tol Jakarta - Cirebon (dan sebaliknya), di rute
pekalongan - pemalang - Cirebon, sisi kiri. Memasuki Salatiga, hijaunya
Salatiga berbaur dengan segarnya udara, kabut dimana - mana, serasa diri berada
di atas awan. Indonesia itu memang sangat indah, dan Allah itu begitu Agung.
Aku, mas Ian, dan mbak Riri beristirahat
sejenak meluruskan kaki dan badan di Cirebon semalam; Menikmati kuliner
Cirebon, empang gentong H. Apud, dan cuci-cuci bersih dompet di pusat batik
Cirebon, Batik Trusmi. Setelah Cirebon, kami mampir semalam lagi di kota Solo.
Menikmati ademnya suasana kota Solo, menikmati kuliner jadul Soto Ledok, Soto
Gading, angkringan Susu Murni Shi Jack, dan Selat Solo Kusuma Sari. Lalu perjalanan dilanjutkan sampai ke kota Jogja, sengaja memilih penginapan bertema
Jawa kuno dan melipir di pinggiran kota yang meneduhkan jiwa, Java Village
Resort dan D’Omah Hotel; Menikmati hamparan hijaunya sawah dan segarnya udara,
sambil mengayuh sepeda di pagi hari. Kuliner juga dong harus bertema jadul dan
hijau secara di Jakarta jarang banget kan. Kopi Rolas, Turi Turi Coffe, Brongkos
Handayani, sop SGPC, dan Soto Soleh, menjadi pilihan. Malam terakhir di Jogja,
baru aku memilih untuk masuk ke tengah kota, sengaja membawa mbak Riri menonton
‘Raminten Show’ yang dikemas seriyes, apik, dan menggilas stigma kebanyakan
orang tentang Jogja di Hamzah Batik, di ujung kawasan jalan Malioboro.
Liburan ini memang temanya “back
to nature”, dari mulai hotel, kuliner, serta tempat cuci cuci mata dan dompet. Sengaja memilih
yang ‘ndeso dan jadoel’, penuh nuansa hijau. Jiwa sudah lelah terbelenggu
padatnya lalu lintas dan pengapnya atmosfer ibukota, rupanya.
Then, how about you?
Allah bless you, always.