7/31/2019

FILOSOFI BEBEK


Suatu hari, mas Ian menunjukkan padaku postingan seorang temannya di sebuah medsos, sebut saja namanya Sukge. Mas Sukge mempunyai sebuah taman belajar yang dikelolanya sendiri untuk anak anak putus sekolah. Ada satu kegiatan yang selalu dilakukan setiap hari sekolah, 5 hari dalam seminggu, dan aku merasa takjub sekali. Ia membelikan jajanan kaki lima yang berganti jenis setiap hari, bisa bakso, siomay, roti keliling, kue putu, dan lainnya. Lalu istimewanya apa? Ia mewajibkan anak anak asuhannya untuk mengantri ketika membeli jajanan kaki lima tersebut; Melatih anak anak itu untuk tertib, bersabar, menunggu gilirannya. That’s the point!! Menurutku itu ide yang sangat brilyan, bahkan orang dewasa pun seharusnya diberi pelatihan seperti itu, belajar disiplin, belajar tertib, belajar sabar menunggu giliran, belajar menghargai orang lain yang mau dan sudah lebih dulu berbaris antri.


Mengapa demikian? Setauku saudara setanah airku selama ini kebanyakan bukan tipe yang mau dengan sukarela berbaris rapi mengantri, dalam hal apapun deh. Lebih suka berebut, lebih suka mengerubung, saling meminta untuk didahului. Gak asyik kalo gak berebutan!! Seringkali terjadi, ketika sedang dalam antrian, tetiba aja ada orang dengan modal wajah innocent pura pura cuek langsung menerobos ke titik terdepan, tanpa peduli ada beberapa pasang kaki berdiri berbaris rapi menunggu giliran; Dengan berbagai alasan seakan dunia ini hanya dihuni oleh mereka, sedang terburu buru waktu lah, item yang dibeli hanya 1 lah, dan sederet alasan lain tanpa mengindahkan toleransi pada sesama.


Budaya mengantri di Indonesia memang masih jauh dari harapan ideal. Tampaknya masih banyak yang belum sadar akan pentingnya mengantri dan menghargai hak orang lain. Mungkin mereka menganggap mengantri adalah hal yang sangat sepele, padahal dari situ jelas terlihat karakter mereka yang sebenarnya. Di negara negara maju, masyarakatnya sudah mandiri dan disiplin, budaya mengantri sudah berakar, tanpa perlu diingatkan lagi oleh petugas.

Ada satu pengalamanku, ketika sedang mengantri untuk masuk toilet di salah satu airport di suatu negeri antah berantah. Antrian sudah dimulai dari pintu toilet pertama, dari sekian banyak toilet yang tersedia. Tiba tiba seorang ibu setengah baya datang, dengan santainya melewati barisan antrian yang lumayan panjang, langsung berdiri di depan pintu toilet ketiga dari awal antrian. Seseorang di belakangku meminta sang ibu untuk mengantri. Setelahnya terdengar sebuah suara, entah siapa, kuduga teman sang ibu: “Bu, antrinya di sini bukan di situ. Ini bukan Indonesia!” Uuppss..



Sebenarnya banyak hal positif yang bisa diresapi dari kebiasaan mengantri lho. Menghargai hak orang lain salah satunya. Setiap orang memiliki kepentingan masing-masing tentunya, namun setiap pribadi harus rela mengesampingkannya demi ketertiban dan keteraturan, karena setiap orang mempunyai hak yang sama. Belajar menghargai orang dan hak orang lain untuk mendapatkan kesempatan dan perlakuan yang sama dengan kita; Belajar berdisiplin dan tidak menerobos hak orang lain. Di sisi lain, dengan adanya antrian, orang juga dipaksa belajar berdisiplin dengan waktu, belajar manajemen waktu, jika ingin mengantri paling depan harus datang lebih awal. Yang harus disadari juga adalah dengan mengantri tertib dan tidak menyela antrian, maka akan mempercepat proses pelayanan. Ingin cepat dilayani? Antrilah dengan tertib!!


Satu hal, mengantri mungkin memang hal yang paling menyebalkan, apalagi bila barisannya sudah seperti ular naga panjangnya. Namun demi ketertiban dan kelancaran proses pelayanan, demi kebaikan bersama, bersabarlah karena semua pasti akan mendapatkan giliran dan dilayani dengan sebaik baiknya. Ingat kata pepatah: “Orang sabar itu disayang Tuhan.”

Budaya antri merupakan suatu hal yang harus ditanam sejak dini, setiap orang harus memiliki kesadaran diri untuk saling menghargai orang lain yang telah menunggu atau datang terlebih dahulu dan mengikuti aturan yang telah ditetapkan agar tercipta suatu ketertiban, keamanan, dan keharmonisan. Budaya antri dapat membuat Indonesia menjadi bangsa yang maju dan berkarakter. 

Bebek aja bisa antri dengan tertib, can we do the same?


My WorLD, ...My HeARt, ...My SouL © 2008 | Coded by Randomness | Illustration by Wai | Design by betterinpink!