7/20/2019

BELASAN TAHUN


June, 2019

Bulan Juni bulan istimewa, di bulan ini belasan tahun silam, aku mantap memutuskan melakukan perjalanan ibadah panjangku, dengan memohon ridha Allah. Banyak yang sudah dilalui, suka cita, duka nestapa. Perjalanan yang selalu ku sebut perjuangan, tidak mudah, sangat tidak mudah. Bagaimana tidak, aku harus keluar dari zona nyaman, keluar dari lingkungan keluarga yang saling menyayangi dan peduli, untuk hidup mandiri dan masuk ke keluarga baru yang sama sekali asing. 


Aku berangkat dari keluarga yang mengajarkan kesederhanaan dan keutamaan akan rasa syukur pada - Nya. Kombinasi syahdu antara Ayah yang sangat agamis, sibuk, tetapi selalu punya waktu untuk keluarga; Dan Mama yang cantik, pintar masak, selalu perhatian pada anak anak dan mengurus sendiri segala tetek bengek urusan rumah tangga. Berat lah ketika harus meninggalkan keluarga ini, berharap cemas ketika harus masuk dan bersua dengan satu keluarga baru, akan kah mendapatkan nuansa serupa. 

Perjuangan yang lain? Menyatukan dua karakter yang berbeda, termasuk juga menyatukan dua keluarga yang tak sama jenisnya. Butuh kesabaran, butuh pengertian yang sangat luar biasa. Karena sebenarnya masalah datang tidak hanya dari dua pribadi, tapi juga dari dua keluarga yang berbeda karakter. Yang satu adem tapi mandiri dan sangat peduli, yang lain lebih bergejolak.

Belasan tahun bukan waktu yang sebentar, tak selalu mulus, tak selalu sempurna memang. Banyak kejadian yang telah terjadi, banyak pelajaran telah terserap, yang makin mendewasakan diri. Komunikasi, penekanan ego, penerimaan kekurangan dan kelebihan masing masing; Dimana semakin kesini semakin tersadar bahwa semua harus dijalani dengan syukur dan ikhlas, karena Allah.

Belasan tahun, perjalanan yang penuh keajaiban, itu menurutku, terselip beberapa hal yang memang bila dinalar sangat tak mungkin terjadi. Kesenangan dan keterpurukan, bergantian singgah, merupakan anugrah Allah demi peningkatan kualitas diri. Apa sih yang tak mungkin bagi Allah? Semuanya sangat mungkin terjadi, bila Dia sudah berkehendak. Dan sejalan dengan peningkatan usia, aku semakin yakin dan sangat percaya bahwa tangan Allah akan selalu terulur bila kita selalu bersyukur atas apa yang sudah diberikan - Nya, good times, bad times. Bahwa tangan Allah akan selalu ada bila kita selalu berusaha berbuat baik, karena kebaikan akan mendatangkan kebaikan kebaikan lain, yang tak hanya berupa materi. One more thing that I always learn from my beloved father and him: Ketika tangan kanan berbuat kebaikan, tangan kiri tak perlu dan jangan sampai mengetahui. “Jadikan amal ibadahmu rahasia indah antara kamu, Allah, dan Malaikat Pencatatnya.” Its just so simple.


Belasan tahun, as you know, orang pun silih berganti, datang dan pergi. Ada yang tulus; They’re always there, yang wujudnya selalu ada, memegang tangan dan merangkul pundak secara nyata, in the good times and bad times. Ada juga yang opportunist; Hanya singgah di kala nestapa melanda mereka, selebihnya hanya basa basi kata belaka. Golongan selfishyang tak sadar hanya peduli pada kehidupan pribadi mereka sendiri, yang ketika kami terpuruk menghilang, untuk kemudian datang lagi ketika badai pergi. But that’s a real life, harus dihadapi, harus diterima dengan lapang dada. But at least, jadi terlihat dan mengerti bagaimana kualitas pribadi mereka yang sebenarnya. Remember that: “Every one you meet has something to teach you.” Bahwa Allah mempertemukan kita dengan berbagai macam orang, suka tidak suka, dengan suatu maksud yang harus diambil hikmahnya.

Belasan tahun, memaksaku harus mengakui bahwa aku berada di barisan terdepan garis keras pendukung Tere Liye dan Judika; Bahwa cinta itu adalah perbuatan nyata, bukan hanya kata kata. Cinta pada pasangan, cinta pada anak, cinta pada saudara, cinta pada orang tua. Memegang tangan, mencium kening, membelai rambut, saling mengunjungi, itu sudah cukup; Hal tersimpel yang bisa dilakukan, tapi berdampak sangat luar biasa.

At the end..
Belasan tahun, aku masih dan tetap akan menempuh perjalanan ini; Bertiga bergandengan tangan erat, saling sayang - saling dukung - saling peduli. Perjalanan yang sudah Allah takdirkan, of coursestill keep smiling and optimistic. Pelajaran terbaik adalah harus selalu berusaha berbuat kebaikan, tanpa berharap berbalas. Karena kebaikan tetap saja kebaikan, walaupun tak berbalas, tetap saja akan mendatangkan kebaikan kebaikan lain untuk kita, dari Allah pertanda sayang - Nya. Diiringi dengan rasa syukur atas segala nikmat - Nya, ikhlas, dan pasrah pada - Nya. Karena Allah tak tidur, karena Allah Maha Mengetahui, kebaikan kebaikan lain pasti akan datang menghujani (dalam berbagai wujud), ketika hanya kepada Dia kita kembali.

Do all things with love, and see good in all things. Train your mind to see the good in everything, positivity is a choice. The happiness  of your life depends on  the quality of your thoughts. Then, be thankful for what you are now, and keep fighting for what you want to be tomorrow.

Last but not least..
Its a beautiful feeling to understand QADR..
Whatever happens, alhamdulillah it happens for the best..
Just say Al-hamdulillah for the good and hard times in your life..
Allah bless you all..
My WorLD, ...My HeARt, ...My SouL © 2008 | Coded by Randomness | Illustration by Wai | Design by betterinpink!