7/14/2019

UNFORGETTABLE..


January, 2019

Have you ever stuck in a lift? I have!! Really?? Yup.. I never imagined it before. 

Di satu Jum’at malam, akhir bulan lalu, aku mengajak Mbak Riri dan keponakanku. Sabira, menonton “Raminten Cabaret Show” di Hamzah Batik (dulu Mirota Batik), di ujung jalan Malioboro, Jogjakarta. Pertunjukan sejenis “Cleopatra Show” di Bangkok, Thailand. Pertunjukan lip-sync oleh para lelaki cantik yang dikemas apik. Tata gerak, musik, mimik, ekspresi, make-up, tata panggung, dan tata lampu digarap seriyes, gak asal, gak abal abal. Pertunjukan yang sangat menghibur hati, menggilas stigma orang kebanyakan tentang Jogjakarta yang identik dengan keraton dan adat Jawanya yang kental. 


Every body felt happy after watching the show for sure. Bagaimana tidak, bibir selalu tertarik keluar full sepanjang acara, sorak sorai tak pernah putus, melihat segala atraksi yang tersaji di depan mata. Usai pertunjukan, keriuhan masih berlanjut di luar.  Penonton berebut mengabadikan diri bersama artis artis yang berlaga di panggung tadi. Aku memilih menepi menemui temanku sejak lama, yang ikut juga mengambil bagian di show tadi. Cantik!! Yup, dia cantik banget, dandanannya manglingi, aku aja merasa kalah cantik dengannya, dengan lelaki berbadan Ade Ray ini. 

Usai dengan segala keriuhan, aku turun ke bawah, malam sudah sangat larut, waktunya pulang. Aku bersama Sabira, terpisah dengan Mbak Riri, berbeda lift. Di saat terakhir lift akan menutup diri, seorang anak muda menerobos masuk dengan 2 orang temannya, 1 temannya tertinggal di luar lift. Reflek anak muda tadi memaksa membuka pintu lift dengan kedua tangannya diiringi segelintir serapah ala muda kebanyakan. Ia menahan pintu lift agar terbuka kembali, berharap temannya yang tertinggal bisa masuk. Namun apa daya, lift sudah bergerak turun, dengan pintu  1/4 terbuka. Waduh.. Bismillah, doaku dalam hati dengan sedikit was was.

Lift berjalan perlahan dan sampai ke lantai dasar dengan selamat, tapi pintu tak bisa terbuka. Uuppss.. Tet tot!! Aku tetap berusaha tenang, plus menenangkan Sabira juga. Ia kuminta untuk bermain game dan bersabar, Insya Allah pintu lift akan segera terbuka kataku padanya. Empat orang lain yang berada di lift yang sama juga sama denganku, tetap bersikap tenang, salah seorang memencet tombol alarm, dan berbicara dengan sekuriti toko dan orang orang di luar lift. Yang heboh hanya anak muda yang sok jagoan tadi, ia sibuk berteriak, meminta tolong, sibuk meminta maaf kepada 1 orang temannya yang ikut terbawa di lift tadi. Apakah ia meminta maaf kepada orang orang lain yang juga ikut terkurung di dalam lift? Nope, contoh attitude yang sangat tak terpuji dan tak patut dicontoh. Jangankan meminta maaf, menolehkan kepalanya ke belakang dan ke samping untuk melihat keadaan sekitar saja tidak dilakukannya. Terlalu sibuk dan heboh dengan dirinya sendiri, tanpa peduli dampak dari perbuatannya terhadap orang sekitar. Untung aja, orang orang di sekitarnya tidak ada yang terbakar esmosi akibat ulahnya itu, semua tetap sabar dan tenang sampai pintu lift terbuka kembali 1/2 jam kemudian. Alhamdulillaahh.. Semua orang bersyukur pintu lift akhirnya dapat terbuka setelah segala usaha dilakukan pegawai dan sekuriti toko. Sementara anak muda tadi sekejap setelah pintu lift terbuka, melesat menghilang dengan sempurna. Mungkin ia lelah hayati, kebanyakan makan micin, dear.. Tak bernyali untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya tadi.

Hikmahnya? 
Apapun yang kita hadapi dalam hidup, nikmati aja; Tetap tersenyum, tenang dan sabar, karena yakinlah Allah selalu bersama kita.

My WorLD, ...My HeARt, ...My SouL © 2008 | Coded by Randomness | Illustration by Wai | Design by betterinpink!