2/25/2020

GELANG BAHAGIA


January, 2020

Baru sekejap menapakkan kaki di butiran pasir pantai, seketika di sambut sepasang kaki kecil yang berlari mendekatiku. “Kak, beli satu ya, buat bayar sekolah,” ucapnya pelan dengan wajah memelas. “Berapa harganya satu gelang?”, tanyaku. “5000 rupiah,” jawabnya.


Aku menawarnya menjadi 5000 rupiah untuk 2 buah gelang. Ia bergeming. Selang beberapa detik temannya sesama penjual gelang datang. “Kak, beli punya saya aja, 10.000 rupiah dapat 5,” celetuknya. Lelaki kecil yang pertama kali menawariku gelang langsung mengerutkan dahinya dan berteriak sewot. “Kamuuuuu, merusak pasarankuuuu...!!”, serunya sambil menunjuk temannya itu dengan wajah tak bersahabat. Lalu temannya itu berlari menjauh secepat kilat.



Hahaaa..
Aku tak dapat menahan tawa, karena sedari tadi ia bertahan di harga 5000 rupiah untuk 1 gelang ketika kutawar. Tetiba aja ada anak lain yang dengan santai menembus pertahanan harganya, jauh lebih murah dari harga jualnya. Perang harga dimulai, dan mulai hancurlah harga pasaran gelang demi melariskan dagangan.



Bargaining power ku tinggi dong, wong 1 pembeli diserbu 4 - 5 anak yang menawarkan gelang jualannya, tinggal memilih gelang buatan siapa yang terbagus dan termurah. (Gak mau rugi, heheee..) Penjual pertama tetap ngotot bahwa ia lah yang mempunyai hak atasku untuk membeli gelang jualannya karena ia lah orang pertama yang menawariku. Sementara yang lain merasa aku adalah milik umum, siapapun berhak menawariku, bukan milik pribadinya semata. At the end, kenapa aku yang pusing sendiri yak?! Hahaa..




Aku menikmati sekali siangku bersama mereka. Tersenyum sendiri. Melihat dan mendengar mereka saling berceloteh bercerita tentang keseharian mereka, diselingi membuat gelang yang kemudian dijual untuk menambah uang saku mereka. Melihat dan mendengar mereka saling bercanda berebutan merayuku untuk membeli dagangan mereka. Aku mengajukan syarat; Pertama: Aku baru mau membeli semua gelang dagangan mereka dengan catatan harus buatan tangan mereka sendiri. Kedua: Penjual pertama harus mau kuminta berpose melompat setinggi mungkin untuk ku abadikan di kameraku. Yang lainnya ku ajak untuk foto bersama, untuk mengenang keceriaan mereka siang itu.



Bahagia itu memang sederhana ternyata. Alhamdulillaahh..


My WorLD, ...My HeARt, ...My SouL © 2008 | Coded by Randomness | Illustration by Wai | Design by betterinpink!