2/05/2021

FILOSOFI TEMPE

 

December 05th, 2020


Tempe? Hmmm, pasti tau dong tempe itu apa, makanan khas Indonesia yang terbuat dari fermentasi biji kedelai. Rasanya tak naif bila dikatakan tempe adalah makanan favorit setiap manusia Indonesia. Buktinya apa? Rata - rata manusia Indonesia cinta gorengan, especially tempe. Iya kan?!


Tempe, makanan tradisional Indonesia, biasanya dimasak dengan banyak cara; Digoreng biasa, digoreng tepung, ditumis, dikasi kuah, dikukus, dan lain - lain. Begitu juga di rumah, sang jawara tempe adalah Mas Ian. Aku dan Mbak Riri? Suka juga sih, hanya saja tak sebucin Mas Ian yang bisa setiap hari memasukkan tempe ke dalam perutnya. Gak bosen?? Gak tuh, asal ada sambel bawang dan nasi panas, ia oke aja lah.

Pada kenyataannya, bila ingin mengolah tempe, aku menyesuaikan dengan menu yang kususun untuk hari itu. Yang pasti kalo itu berwujud tempe goreng, maka aku akan menggodoknya dulu dengan bumbu racikanku, ketika akan dimakan baru tempe berbumbu itu digoreng dan disantap dengan sambal bawang atau sambal terasi.


Masalahnya adalah sebagai jawara tempe, Mas Ian merasa ia adalah Chef Tempe terbaik sedunia; Hanya ia yang mengerti bagaimana cara mengolah tempe yang baik dan benar, sehingga terasa lezat disantap. Sotoy banget kan. Hahaaa..

Mas Ian punya teori sendiri tentang resep tempe goreng terlezat sejagat raya. Aku percaya? Gak lah, secara di rumah akulah si ratu dapur. Seringkali aku dan Mas Ian berdebat tentang teori tempe gorengnya itu. Menurutnya tempe itu punya filosofi sendiri.Tempe itu kalo sudah dibumbui, keaslian rasa tempenya sudah hilang. Tapi kalo menurutku tempe diapain aja ya tetap rasa tempe, bukan rasa ayam, atau rasa es krim. Bener kan ya..

Sekali waktu aku berusaha mengikuti cara Mas Ian menggoreng tempe yang baik dan benar itu seperti apa. Jadi menurut Chef Tempe terbaik sedunia itu cara menggoreng tempe yang benar dan nantinya akan menjadi tempe terlezat sepanjang masa adalah dengan cara menggorengnya langsung ketika sang tempe baru dibuka dari bungkusan daun pisang tanpa memberinya bumbu apapun; atau kalo mau diberi bumbu hanya dicelup sesaat aja di racikan bumbunya kemudian langsung digoreng. Tempe yang digoreng itu baru diangkat setelah minyak di sekitar tempe sudah tak bergelembung - gelembung lagi. Bingung?? Samma, akupun demikian. 😁

Ya sudah lah, setidaknya aku mendapat ilmu baru dari sang Master Chef jurusan pertempean. Selamat mencoba!!


My WorLD, ...My HeARt, ...My SouL © 2008 | Coded by Randomness | Illustration by Wai | Design by betterinpink!